
Setelah diberitahu tentang novel AAC ini oleh kakak ana, Dr. Roza Ahmad, ana terus bergegas ke bookstore POPULAR di Ampang Point untuk dapatkannya.Walaupun ana baru membaca satu mukasurat, tetapi dengan bahasa yang digunakan oleh penulisnya telah membuatkan ana berangan-angan berada di Kota Mesir..teringat pula adik angkat ana yang kini berada di sana..Hafiz..
Novel Ayat-Ayat Cinta ini, sebuah novel yang cukup baik. Sekiranya para remaja kita dapat membaca dan menghayati dan mengambil iktibar dari kisah tersebut, terutama perkara yang menyangkut paut tentang cinta. Semoga dengan pembacaan terhadap novel ini, kita akan menjadi lebih mengerti tentang apakah dia cinta yang sebenar, cinta yang hakiki......
Novel Ayat-Ayat Cinta dalam etikanya, dapat memperkaya khasanah pengetahuan dan membuat angan kita melayang-layang ke negeri seribu menara dan merasakan pelangi,akhlak yang menghiasi pesona-pesonanya. Sungguh sebuah cerita yang layak dibaca dan disosialisikan pada para pemburu bacaan popular yang sudah tidak mengindahkan akhlak sebagai menu utamanya, agar dunia bacaan kita terhiasi karya-karya yang membangun. Kadangkala ia mengundang airmata tetapi akhirnya tetap ilmu yang berguna. Kadangkala ia membuatkan hati kita tergoda, tetapi nafasnya tetaplah ajakan untuk agama yang mulia. Ayat-Ayat Cinta adalah novel yang sangat bagus dan lengkap kandungannya. Ini bukan hanya novel sastra dan novel cinta, tapi juga novel politik, novel budaya, novel religi, novel fiqh, novel etika, novel bahasa dan novel dakwah. Sangat bagus untuk dibaca oleh siapa saja.
Jika Naguib Mahfuz menulis Mesir dari pandangan orang Mesir, maka Mesir kali ini ditulis dalam pandangan orang Indonesia. Novel ini ditulis oleh orang Indonesia yang faham betul seluk-beluk negeri itu, hingga terperinci. la hidup, berbaur dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari; lalu menyerap semangat dan pengetahuan darinya, dan dituangkan dengan sepenuh hati dalam bentuk novel kaya.
Tabik SPRING untuk Novelis AAC iaitu Habiburrahman El-Shirazy dengan kalamnya.Meski hanya membaca, kita dapat mengenal geografi Kota Mesir, Penulis novel ini berhasil menggambarkan latar (setting) sosial-budaya Timur Tengah dengan sangat hidup tanpa harus memakai istilah-istilah Arab. Bahasanya yang mengalir, karakterisasi tokoh-tokohnya yang begitu kuat dan gambaran latarnya yang begitu hidup, membuat kisah dalam novel ini terasa benar-benar terjadi. Ini contoh novel karya penulis muda yang sangat bagus! bahkan dari gaya bahasa, budaya dan gaya hidup penduduk pribuminya. Padahal penulisnya asli orang Indonesia dan beberapa tausiah dan dakwah dikemas cukup apik dalam bentuk cerita tanpa maksud menggurui sedikitpun.
Untuk semua Muslimin dan Muslimat sejati yang ingin menjiwai agama sama ada yang sedang mencari cinta,tengah hangat atau ingin cinta yang hilang kembali bertaut (pastinya cinta murni karena Allah dan berlandaskan syariat) naskah novel Ayat-Ayat Cinta ini dan hayatilah ia. Terus terang, kisah dilema cinta Fahri vs Aisya, Nurul, Maria dan Noura yang berlatarbelakangkan suasana Mesir-Indonesia akan membuatkan pembaca terbangun ke arah menginginkan bahagia dan meningkatkan azam untuk menjadikan cinta anda benar-benar selaras dengan ajaran Islam yang syumul. Ayat-Ayat Cinta mengajar kita bagaimana kita boleh mencintai Allah dan Rasulullah SAW sepenuh hati serta sekaligus membantu kita mencari pengisian bagaimana kita bisa menjadi Muslim dan Muslimah yang sebenar di dalam agama yang indah ini.